Your Ad Here

INCO kembali di demo

PT Inco kembali didemo. Masalahnya, masih seputar penerimaan karyawan. Padahal, persoalan ini sebelumnya telah dibahas. Ada apa di balik aksi demo yang tak kunjung berakhir itu?
Aksi demonstrasi itu kembali terjadi Kamis (28/10) kemarin. Aksi yang digelar Kerukunan Warga Asli Sorowako (KWAS) dan Forum Komunikasi Pemuda Asli Sorowako (FKPAS) terhadap manajemen PT Inco itu malah berakhir ricuh.
Bentrokan itu bermula, ketika kelompok demonstran yang melakukan aksi sweeping dan pencegatan sejak pukul 06.00 WITA, guna menghalangi seluruh karyawan PT Inco yang berdomisili di Sorowako dan sekitarnya yang akan memasuki tempat kerja. Akibatnya, ribuan karyawan memilih tidak masuk kerja karena khawatir dicegat para demonstran.
Pada saat melakukan sweeping itulah, sekira pukul 07.30 WITA, salah seorang guru yang mengajar di SD YPS bernama Noval (38), dicegat dan dipukuli demonstran saat melintas di Bumi perkemahan Sawerigading, Pontada. Noval tidak menerima perlakuan kasar itu. Korban lalu melaporkan kejadian itu kepada adiknya. Tak lama berselang, puluhan keluarga Noval mendatangi lokasi demonstrasi. Bisa ditebak, aksi berujung pada perkelahian antara kedua kubu. Bahkan, aksi saling lempar juga mewarnai bentrokan itu.
Aparat keamanan dari Polres Luwu Timur, yang sejak semula diturunkan untuk mengawal demonstrasi dari KWAS dan FKPAS ini terpaksa membubarkan paksa aksi saling lempar kedua kubu.
Kapolres Lutim, AKBP Richard Naingolan, kemudian berinisiatif menggagas pertemuan guna mendamaikan kedua kubu yang bertikai.

Keluarga Noval mendesak kepada aparat keamanan untuk membubarkan aksi demonstrasi itu yang mereka nilai telah melanggar ketentuan, sembari mendesak agar aparat kepolisian juga menindak dan memproses pelaku penganiayaan terhadap Noval.
Tuntutan itu dipenuhi oleh perwakilan KWAS dan FKPAS, yang bersedia tidak melanjutkan aksi demo pada hari itu. Sedianya, aksi demonstrasi ini akan berlangsung hingga pukul 17.00 WITA.
Dari pantauan Upeks, gelombang demonstrasi yang berlangsung sejak pukul 06.00 WITA itu, massa KWAS dan FKPAS memblokir tujuh akses menuju ke area kerja PT Inco, diantaranya gate satu, gate enam, Terowongan (akses masuk Sumasang), camp security, lapangan golf, areal nursery dan lokasi bumi perkemahan Sawerigading Pontada Sorowako.
Hanya Dijanji Kuota
Dalam tuntutannya, Koordinator Lapangan (Korlap) KWAS, Muharram, mendesak adanya kuota tenaga kerja bagi masyarakat lokal (warga Sorowako) sebesar 60% dalam rekruitmen yang telah berlangsung, sebagaimana yang pernah dijanjikan Senior Vice President PT Inco, Ciho D Bangun sebelum dilakukan pengumuman.
Namun, kenyataannya, pada saat pengumuman janji tersebut tidak ditepati, sehingga memicu kemarahan warga asli Sorowako. Di lain pihak, Ciho D Bangun menyangkal adanya janji kuota tenaga kerja seperti yang diungkapkan Muharram.
Pihak KWAS dalam aksinya meminta manajemen Vale Inco untuk memulangkan beberapa “petinggi” di perusahaan tersebut karena dinilai telah membohongi masyarakat Sorowako. Nama-nama Petinggi Inco yang dimaksud di antaranya, Ciho D Bangun, Fayes Faturahman serta Hari Asmar. “Kehadiran mereka (para petinggi Inco itu, Red) telah membohongi masyarakat lokal, di mana merekalah yang dianggap paling bertanggungjawab atas carut marutnya proses rekruitmen selama ini,” tegas Muharram.
Aksi demonstrasi KWAS dan FKPAS itu rencananya akan berlanjut pada Jumat (29/10) hingga tuntutan mereka dikabulkan manajemen PT Inco.
Manajemen Inco sendiri tidak memberi tanggapan atas aksi demo masyarakat tersebut. Sebaliknya, manajemen hanya mengimbau karyawannya untuk tetap melakukan aktivitasnya seperi biasa.
Sudah Berulang Kali
Aksi serupa sebelumnya pernah terjadi pada akhir Oktober lalu. Aksi itu digelar oleh massa dari Aliansi pemuda Sorowako Bersatu (APBS) dan Forum Rakyat Bersatu Wasuponda (Forbes) pada Rabu (22/9) lalu.
Akibat aksi itu, ribuan karyawan PT Inco, bahkan pekerja dari perusahaan kontraktor yang beraktivitas di plant site memilih untuk kembali dan tidak masuk kerja. Sebelumnya mereka meminta agar rekruitmen tenaga kerja di PT Inco mencerminkan asas pemberdayaan dan mengutamakan masyarakat lokal yang berdomisili di areal pemberdayaan PT Inco.
Masyarakat setempat juga menuntut adanya pemerataan pelayanan kesehatan pada rumah sakit PT Inco, realisasi pusat jajanan serba ada (Pujasera) sebagaimana yang dijanjikan pada kelompok karang taruna, serta jaringan air bersih yang menjangkau masyarakat Sorowako secara luas.
Namun, semua tuntutan para demonstran saat itu ditampik Media Relation PT Inco, Iskandar Siregar. Dia menyatakan, selama ini proses rekruitmen tenaga kerja telah dilakukan sesuai dengan prosedur dan mekanisme yang berlaku. Bahkan, sudah sesuai dengan kesepakatan awal yang telah dibangun dengan multipihak termasuk Dinas Tenaga Kerja Luwu Timur.
Ia mencontohkan Kartu Tanda Penduduk (KTP). Semua calon tenaga kerja yang mendaftar, kata Iskandar, harus terdaftar sebagai warga Sorowako yang ditandai dengan KTP penduduk setempat. Tidak itu saja. Askes dan administrasi lainnya, juga harus menggunakan identitas warga lokal.
Mengenai tuntutan lainnya, Iskandar juga mengakui, semua telah dilakukan sesuai dengan standar pelayanan termasuk rumah sakit dan realisasi jaringan air bersih pada tiga daerah pemberdayaan (areal konsesi PT Inco). Pertanyaannya kemudian, mengapa demo itu masih terus berlangsung?

No comments:

Post a Comment